Potensi penurunan suku bunga ini disebabkan oleh pergeseran kebijakan tarif AS yang memicu kekhawatiran akan resesi global. Kebijakan tarif AS itu juga dinilai mengancam mengurangi ekspor secara drastis dari Korea Selatan.
Gubernur BOK, Rhee Chang-yong mengatakan volatilitas nilai tukar, khususnya terhadap USD, diperkirakan akan terus berlanjut karena ketidakpastian ekonomi global dan ketidakstabilan politik domestik.
Dia juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan mengejar kepentingan nasional, terutama dalam negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung dengan AS. BOK dijadwalkan akan meninjau kembali suku bunga kebijakan pada 29 Mei 2025.
(Ibnu Hariyanto)