“Jadi ada banyak faktor dan saat ini memang tidak mungkin kita bisa memprediksi dampak daripada kebijakan, misalnya penurunan kredit atau apa, terhadap pertumbuhan kredit karena variabelnya terlalu banyak,” tuturnya.
Terlebih, lanjut Haryanto, kebijakan-kebijakan baru yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump juga akan berdampak ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
“Jadi kebijakan yang dilakukan oleh Donald Trump ini dampaknya bukan hanya di AS, tapi di seluruh dunia. Ini kita harus cermati. Jadi sebenarnya jujur saja, sulit bagi semua perusahaan untuk bisa yakin bahwa pertumbuhan itu akan sekian persen,” katanya.