Destry menegaskan, BI tidak membeda-bedakan negara mana pun dalam kerja sama sistem pembayaran. Artinya, BI terbuka untuk menjalin kolaborasi dengan negara mana pun, termasuk AS, apabila kedua pihak sama-sama siap.
"Kalau Amerika siap, kita siap, kenapa enggak," kata Destry.
Dia juga menanggapi kekhawatiran terkait persaingan dengan perusahaan kartu kredit global seperti Visa dan Mastercard yang selama ini mendominasi sistem pembayaran internasional.
Destry menyebut, keberadaan kedua perusahaan tersebut di Indonesia masih tetap kuat dan tidak terganggu.
“Dan sekarang pun kartu kredit yang selalu direbutin Visa dan Mastercard kan masih dominan. Jadi itu enggak ada masalah sebenarnya,” ujarnya.