Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiyo memperkirakan inflasi akhir 2022 bakal ditutup di level 6,3%, dengan inflasi inti mencapai 4,3%. Penurunan di kisaran 2-4% diperkirakan terjadi pada semester awal tahun 2023.
Radhika menilai, pemerintah masih menghadapi ketidakpastian besar terkait pelemahan Rupiah di tengah arus kenaikan dolar AS, tekanan dana asing, hingga gejolak pasar global.
"Pelemahan mata uang juga menambah tekanan terhadap harga dan melemahkan upaya bank sentral mengendalikan inflasi, sehingga upaya menstabilkan mata uang menjadi hal mendesak," terangnya.
Langkah stabilisasi rupiah (termasuk intervensi) juga akan berlanjut. Kisaran defisit transaksi berjalan melebar hingga 0,4-1,2% dari PDB.
Terlepas dari tekanan depresiasi baru-baru ini (-8,5% sejak awal tahun), Rupiah masih termasuk di antara mata uang kawasan dengan kinerja di atas rata-rata sejak awal tahun berkat dukungan kuat neraca perdagangan.
(FAY)