"Selama periode ini, Rupiah melanjutkan depresiasi, mencapai Rp16.195 per USD pada 9 Januari 2025, turun 2,11 persen dari level bulan sebelumnya sebesar Rp15.860 per USD," kata Riefky.
Meskipun angka inflasi Indonesia berada di kisaran target Bank Indonesia bagian bawah, Rupiah menghadapi tekanan yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir karena faktor-faktor eksternal. Salah satunya adalah ekspektasi akan kebijakan moneter yang lebih hati-hati dari the Fed, yang didorong oleh tekanan inflasi yang terus berlanjut di AS dan arah kebijakan pemerintahan Donald Trump yang akan datang.
Riefky menuturkan, dinamika eksternal ini membuat Bank Indonesia tidak memiliki banyak fleksibilitas untuk memangkas suku bunga acuan dalam jangka pendek karena hal ini dapat memperburuk arus modal keluar dan semakin melemahkan Rupiah.
"Terlepas dari rekor inflasi yang rendah ini, kami melihat bahwa Bank Indonesia perlu mempertahankan suku bunga BI tidak berubah di level 6,00 persen pada pertemuan Dewan Gubernur pertama di tahun 2025 untuk mencegah Rupiah melemah lebih lanjut," katanya.
(Dhera Arizona)