Selain efisiensi biaya dan penyaluran kredit, BNI juga memprioritaskan transformasi digital. Langkah ini diyakini mampu memperluas jangkauan layanan pembiayaan sekaligus menciptakan pendapatan baru di luar bunga kredit.
“Digitalisasi tidak hanya memangkas biaya, tapi juga menciptakan value baru dari sisi fee-based income, sehingga memperkuat struktur pendapatan secara keseluruhan,” ujar Okki.
Dengan seluruh strategi ini, BNI menargetkan stabilitas Net Interest Margin (NIM) tetap terjaga hingga akhir 2025. Pelaku UMKM dan nasabah ritel pun diharapkan merasakan manfaat dari proses pembiayaan yang lebih cepat, mudah, dan efisien.
Hingga kuartal I-2025, BNI membukukan pendapatan bunga Rp16,7 triliun. Sementara itu, laba bersih bank menyentuh Rp5,4 triliun yang mencerminkan margin bersih 32 persen.
(Rahmat Fiansyah)