Di Indonesia, katanya, penurunan subsidi BBM akan berdampak pada kenaikan inflasi sampai tahun ini, sehingga mendorong kenaikkan biaya produksi, penurunan pendapatan riil masyarakat, hingga berpotensi mengurangi tabungan masyarakat di bank.
Kemudian yang terakhir adalah kasus Covid-19 di China yang kembali meningkat. Hal itu pasti akan mengganggu secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi secara global karena China adalah negara Super Power, selain Amerika Serikat.
Di sisi lain, dengan kondisi tersebut beberapa negara maju memiliki peluang resesi yang tinggi. Sunarso mengutip data Bloomberg yang menyebut probabilitas resesi ekonomi di China, Hong Kong dan Australia mencapai 20%.
Korea Selatan dan Jepang 25%, Selandia Baru 33%, Amerika Serikat 40%. Sedangkan Uni Eropa 50%. Sedangkan Indonesia menurutnya, patut disyukuri karena probabilitasnya hanya 3%.