sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BRI (BBRI) Cetak Laba Bersih Rp40,8 Triliun hingga Kuartal III-2025

Banking editor Anggie Ariesta
30/10/2025 07:40 WIB
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp40,8 triliun hingga kuartal III-2025.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp40,8 triliun hingga kuartal III-2025. (Foto: Dok. BRI)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp40,8 triliun hingga kuartal III-2025. (Foto: Dok. BRI)

IDXChannel - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp40,8 triliun hingga kuartal III-2025. Angka ini turun 9,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp45,06 triliun.

Dalam laporan keuangan BRI per 30 September 2025 yang diterbitkan Kamis (30/10/2025), meski laba terkoreksi, pendapatan bunga BBRI tumbuh 3 persen dari Rp150,6 triliun menjadi Rp155,2 triliun.
 
Namun, kenaikan pendapatan ini diimbangi oleh beberapa pos pengeluaran yang signifikan. Beban bunga misalnya, naik 3,2 persen menjadi Rp44,2 triliun, sehingga membuat Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income/NII) naik tipis 3 persen menjadi Rp111 triliun.

Kinerja bottomline BRI juga tertekan akibat Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) alias impairment yang naik tajam 14 persen menjadi Rp33,6 triliun. Beban Lainnya juga menjadi sorotan usai melonjak 75 persen menjadi Rp69,83 triliun.

Dari sisi intermediasi, BRI menunjukkan pertumbuhan positif di mana penyaluran kredit tumbuh 6,3 persen menjadi Rp1.438,11 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga naik 8,2 persen menjadi Rp1.474,78 triliun.

Dana Murah (CASA) tumbuh kuat sebesar 14,11 persen mencapai Rp997,62 triliun dengan rasio 67,65 persen dari Rp874,23 triliun. Aset BRI tumbuh 8,23 persen menjadi Rp2.123,45 triliun per September 2025.

Rasio keuangan BRI per September 2025 menunjukkan kondisi likuiditas yang sehat meskipun terdapat sedikit penurunan pada rasio permodalan dan profitabilitas dibandingkan tahun sebelumnya.

Rasio permodalan, yang diukur melalui Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) alias Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat sebesar 23,01 persen, turun tipis dari 24,96 persen pada periode yang sama tahun 2024. Meskipun turun, angka ini masih jauh di atas batas minimum regulasi, menandakan permodalan bank yang tetap kuat.

Dari sisi efisiensi, rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berada pada level 71,89 persen, sementara Cost to Income Ratio (CIR) tercatat 38,68 persen. Rasio ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pendapatan operasional BRI terserap untuk menutup beban operasional, yang menjadi salah satu faktor yang menekan profitabilitas.

Rasio profitabilitas memang menunjukkan sedikit penurunan. Return on Asset (ROA) setelah pajak tercatat 2,57 persen, dan Return on Equity (ROE) setelah pajak berada di level 16,48 persen.

Sementara itu, Net Interest Margin (NIM) BRI tercatat sebesar 6,53 persen, mengindikasikan margin pendapatan bunga bersih yang cukup lebar dari aktivitas inti perbankan.

Kualitas aset tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross yang berada di angka 3,29 persen. Untuk mengantisipasi risiko kredit, Rasio CKPN terhadap aset keuangan berada di 4,17 persen per September 2025.

Sementara itu, rasio likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat 87,05 persen, sedikit menurun dari 89,6 persen tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan BRI memiliki ruang yang cukup dalam pengelolaan likuiditas dan masih berpotensi untuk mendongkrak penyaluran kreditnya di masa mendatang.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement