Dia menilai defisit APBN yang tetap terkendali di bawah 3 persen mencerminkan kebijakan fiskal yang adaptif namun berhati-hati, sekaligus menciptakan ruang fiskal yang sehat bagi keberlanjutan program pembangunan di masa depan.
"Dari sisi konsumsi domestik, kepercayaan konsumen menunjukkan tren perbaikan seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi dan meningkatnya aktivitas masyarakat," kata dia.
Anggoro memperkirakan, dengan arah kebijakan yang semakin pro-growth dan sinergi kuat antara otoritas fiskal serta moneter, pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi meningkat dari 5,2 persen pada 2025 menjadi 6 persen pada 2026.
"Langkah strategis dan responsif dari pemerintah menjadi bukti nyata bahwa Indonesia berada pada jalur yang benar menuju pertumbuhan yang kuat, berdaya tahan, dan berkelanjutan. Meskipun kondisi makro masih menantang, bangsa Indonesia tetap optimistis terhadap prospek ekonomi ke depan," ucap dia.
(NIA DEVIYANA)