Nixon menjelaskan, manajemen BTN tengah intens bernegosiasi tentang valuasi BUS potensial tersebut dengan pemegang saham BTN, dalam hal ini Kementerian BUMN, serta pemegang saham BUS yang hendak diakuisisi.
Menurut perkiraan, lanjut Nixon, transaksi bisa diselesaikan pada tahun ini atau awal tahun depan, dengan penandatanganan conditional shares purchase agreement (CSPA) dapat dilakukan pada September atau Oktober. Namun, karena pembelian saham tersebut bersyarat sesuai dengan definisi CSPA, masih terdapat sejumlah proses yang harus dilalui BTN.
“Kalaupun kita sama-sama sudah sepakat, akan ada izin ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dahulu, izin ke pemegang saham, lalu ada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan seterusnya. Jadi karena masih bersyarat, tergantung pada perizinan OJK dan tergantung pada persetujuan pemegang saham,” ujar Nixon.
Selain proses tersebut di eksternal, terdapat proses administrasi internal yang juga harus dikebut. Nixon mengatakan bahwa BTN tengah melakukan audit laporan keuangan, karena proses transaksi CSPA harus menggunakan buku yang telah diaudit.
Namun, Nixon optimistis bahwa prosesnya dapat berjalan lancar sesuai target, karena BTN sebelumnya telah menargetkan untuk dapat menyelesaikan spin-off BTN Syariah pada awal tahun depan.