sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Buntut Kehancuran Bank Silicon Valley, Perbankan Kecil di AS Terkena Imbas

Banking editor Kunthi Fahmar Sandy
15/03/2023 06:29 WIB
Selain melihat dari kejatuhan harga saham, kegagalan SVB telah memicu kembali perdebatan tentang seberapa banyak yang harus dilakukan pemerintah
Buntut Kehancuran Bank Silicon Valley, Perbankan Kecil di AS Terkena Imbas (FOTO:MNC Media)
Buntut Kehancuran Bank Silicon Valley, Perbankan Kecil di AS Terkena Imbas (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Silicon Valley Bank sebagai spesialis dalam pemberian pinjaman kepada perusahaan teknologi akhirnya ditutup oleh regulator AS pada hari Jumat dan harga saham bank di seluruh dunia ikut merosot pada hari Senin, meskipun ada jaminan dari presiden Amerika Serikat, Joe Biden, terkait keamanan dari sistem keuangan Amerika.

Hal tersebut terjadi setelah pihak berwenang harus turun tangan untuk melindungi deposito nasabah ketika keruntuhan dari pemberi pinjaman AS yakni Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.

Para investor khawatir dengan pemberi pinjaman lain yang mungkin tetap akan terkena dampaknya sebagai pemicu dari penurunan tajam harga saham secara global yang sebelumnya sudah dimulai dari perusahaan Santander asal Spanyol dan Commerzbank dari Jerman sebesar lebih dari 10% pada satu titik Senin lalu.

Beberapa bank-bank kecil di AS mengalami kerugian yang lebih buruk dari pada bank-bank di Eropa pada hari Senin, meskipun mereka telah meyakinkan para nasabah bahwa mereka memiliki cukup untuk melindungi diri mereka dari guncangan.

Volatilitas ini telah menimbulkan spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan menghentikan sementara rencananya untuk terus menaikkan suku bunga sebagai bentuk dari mengendalikan inflasi.

Presiden AS, Joe Biden, mengatakan bahwa semua orang dan perusahaan yang telah mendepositokan uangnya di Bank Silicon Valley akan dapat mengakses semua uang mereka mulai hari Senin setelah pemerintah turun tangan untuk melindungi deposito mereka secara penuh.

Namun, banyak pelanggan bisnis yang menghadapi kemungkinan tidak dapat membayar staf dan pemasok setelah dana mereka dibekukan.

Koresponden Teknologi BBC Amerika Utara, James Clayton, berbicara dengan orang-orang yang mengantri sepanjang hari di luar cabang SVB di Menlo Park, California, untuk mengakses dana mereka dalam bentuk cek tunai.

Bank ini telah berusaha mengumpulkan uang untuk menutup kerugian dari penjualan aset-aset yang terpengaruh oleh suku bunga yang lebih tinggi sehingga para nasabah berlomba-lomba untuk menarik dana dan menyebabkan krisis uang tunai.

Pihak berwenang pada hari Minggu juga mengambil alih Signature Bank di New York yang memiliki banyak klien yang terlibat dalam kripto dan dipandang sebagai institusi yang paling rentan terhadap bank yang sama.

Regulator AS meluncurkan cara baru bagi bank-bank untuk meminjam dana darurat dalam sebuah krisis sebagai upaya untuk memulihkan kepercayaan. Namun, ada kekhawatiran bahwa kegagalan setelah runtuhnya pemberi pinjaman AS lainnya yakni Silvergate Bank, minggu lalu, menjadi pertanda adanya masalah di perusahaan-perusahaan lain.

"Pihak berwenang AS telah bertindak agresif untuk mencegah penularan. Namun, penularan selalu lebih kepada ketakutan yang tidak rasional, jadi kami akan menekankan bahwa tidak ada jaminan bahwa hal ini akan berhasil," ungkap Paul Ashworth dari Capital Economics melalui laman BBC News, Selasa (14/03/2023).

Kepala Analisis Keuangan di pialang saham AJ Bell, Danni Hewson, mengatakan bahwa bantuan pertama telah digantikan oleh kekhawatiran bahwa era suku bunga tinggi mungkin akan lebih sulit untuk diterima oleh beberapa bank daripada yang diperkirakan sebelumnya.

"Di AS, saham-saham bank merosot meskipun Joe Biden telah berjanji bahwa 'apa pun yang diperlukan' akan dilakukan untuk mencegah lebih banyak kartu domino yang jatuh,” ungkap Danni.

Selain melihat dari kejatuhan harga saham, kegagalan SVB telah memicu kembali perdebatan tentang seberapa banyak yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatur dan melindungi bank guna menompang kemungkinan dari kejatuhan politik.

Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, mengatakan akan ada tinjauan menyeluruh dan transparan atas keruntuhan ini dan Presiden Amerika, Joe Biden, menyerukan peraturan yang lebih ketat dan menekankan bahwa para investor dan pemimpin bank tidak akan terhindar.

"Mereka dengan sadar mengambil risiko... begitulah cara kerja kapitalisme," ungkap Jerome Powell, Ketua Federal Reserve AS.

Namun, Tim Scott selaku Senator Partai Republik dan dianggap sebagai calon presiden potensial di tahun 2024 tersebut memandang bahwa penyelamatan tersebut dinilai bermasalah.

"Membangun budaya intervensi pemerintah tidak akan menghentikan lembaga-lembaga di masa depan yang mengandalkan pemerintah untuk terjun setelah mengambil risiko yang berlebihan," ungkap Tim Scott, Senator Partai Republik.

Kedua bank yang runtuh, Silicon Valley Bank dan Signature Bank, memiliki kesamaan yakni model bisnis mereka terlalu terkonsentrasi pada satu sektor dan mereka terlalu terekspos pada aset-aset senilai di bawah tekanan kenaikan suku bunga.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell telah berusaha keras untuk mengisyaratkan niat The Fed untuk menaikkan suku bunga karena sebagian besar bank terdiversifikasi dengan baik dan memiliki banyak uang tunai di tangan.

Asumsi tersebut melihat rendahnya risiko terhadap sektor perbankan lainnya dan tidak akan menghentikan regulator untuk mencari tahu apa yang salah dan aturan apa yang perlu diubah sementara tekanan pada bank-bank kecil dan menengah belum hilang.

(Penulis Fidya Damayanti magang)

(SAN)

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement