"Tentu saja potensi bank ini sangat besar. Potensi pasar pembiayaan dengan memanfaatkan penduduk Muslim nasional pun sangat besar. Dengan memanfaatkan itu saja potensinya BSI bisa terbang," ujarnya, Jumat (22/10/2021).
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Januari 2021 total aset keuangan syariah hanya sekitar 9,6% dari total industri pasar keuangan di Tanah Air. Adapun aset perbankan syariah hanya 6,4% terhadap total aset industri perbankan di Indonesia.
Doddy menjelaskan melalui merger tiga bank syariah BUMN tersebut, BSI saat ini memiliki aset lebih dari Rp 200 triliun bahkan sudah mulai mendekati Rp 250 triliun. Kekuatan modal pun terintegrasi dalam satu entitas bisnis yang lebih kokoh dari sebelum penggabungan.
Bahkan dia menilai potensi pengembangan bisnis akan lebih baik lagi jika rencana penambahan modal oleh BSI dapat terealisasi pasca periode pandemi Covid-19. Dia mengakui BSI juga telah memiliki basis teknologi yang cukup mumpuni dalam menggarap pasar digital banking.
BSI pun menurut Doddy saat ini memiliki kemampuan yang belum dimiliki oleh bank syariah nasional manapun di Tanah Air. "Di luar pembiayaan ritel, BSI ini juga memiliki kemampuan untuk menggarap pembiayaan sindikasi, yang akan lebih kuat lagi mendorong peningkatan kinerjanya," imbuhnya.