Menurut Head of Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, CASA merupakan 'dana murah' bagi bank. Semakin tinggi CASA, semakin kuat pula posisi bank dalam menyalurkan kredit sebagai sumber pendapatan utama.
"Tantangan dalam mempertahankan CASA adalah sifatnya yang sangat likuid dan fokus utama untuk transaksi. Oleh karena itu, bank akan mencoba mempertahankannya dengan promo suku bunga, kemudahan transaksi, layanan-layanan tambahan, dan menciptakan ekosistem agar CASA dapat mengendap lebih lama," ujar Wawan, dalam keterangan resminya.
Menurut Wawan, BNI serius menggarap segmen mobile dan internet banking untuk mendongkrak pertumbuhan CASA yang saat ini berada di level 70 persen. Meski ini meningkatkan belanja modal dalam jangka pendek, strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja BNI jika berhasil.
"Tren pemanfaatan teknologi oleh perbankan terus meningkat dan sudah menjadi gaya hidup masyarakat. Bank yang tidak mengkapitalisasi hal ini akan tertinggal, sehingga langkah yang diambil BNI sudah tepat," ujar Wawan.
Analis MNC Sekuritas, Victoria Venny, mengungkap bahwa di tengah kompetisi ketat di sektor perbankan, BBNI masih mampu mencatatkan pertumbuhan CASA sebesar enam persen secara tahunan (year on year/YoY) pada triwulan I-2024, dengan rasio CASA di level 70 persen.