Menurutnya, suku bunga BI yang lebih rendah lagi dapat mendorong daya beli masyarakat, terutama konsumsi terhadap produk-produk UMKM.
“Dari sisi pengusaha tentunya berharap suka bunga yang rendah agar konsumsi kita juga lebih membaik ya, untuk disebarkan kepada konsumsi produk-produk dalam negeri, tentunya untuk pembelian-pembelian di level ekonomi makro dan menengah,” kata dia.
Senada, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menilai, suku bunga BI di level 6,25 persen masih konsisten dengan kondisi geopolitik dan pasar internasional yang dipandang masih berkembang cukup dinamis.
Kebijakan mempertahankan BI rate untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), agar tidak kembali melemah.
“Tentunya keputusan ini saya rasa cenderung tepat dan mempertimbangkan lagi juga untuk bagaimana suku bunga BI ini pun tetap konsisten untuk menjangkar ekspektasi inflasi,” tutur Josua.