Respons investor terhadap Orange Bond PNM sangat positif. Dalam proses book building hanya delapan hari, seluruh emisi terserap penuh bahkan oversubscribe.
Kupon yang ditawarkan cukup kompetitif, 6,25 persen untuk tenor 1 tahun, 6,65 persen tenor 3 tahun, dan 6,85 persen tenor 5 tahun. Kepercayaan investor terhadap PNM terlihat dari banyaknya yang memilih tenor jangka panjang, meskipun kondisi pasar global masih penuh ketidakpastian.
"Saya istilahkan mempertemukan Wall Street dengan Backstreet. Modal global bisa langsung menyentuh perempuan miskin di pelosok desa," ujar Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi.
Bagi PNM, Orange Bond layaknya simbol dari transformasi pembiayaan sosial yang mengakar di desa, namun mendapat legitimasi pasar modal internasional.
Komitmen PNM melalui Orange Bond juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi prioritas nasional. Instrumen inovatif seperti Orange Bond dari PNM diyakini menjadi solusi dalam menutup kesenjangan pendanaan sekaligus memastikan dampak sosial yang jelas.
PNM memastikan penerbitan Orange Bond sesuai regulasi (Otoritas Jasa Keuangan) OJK, termasuk verifikasi independen untuk memastikan keberpihakan pada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. PNM bahkan menyiapkan penerbitan tahap kedua senilai Rp1,02 triliun pada akhir 2025 untuk menjawab tingginya minat investor.
Fondasi utama dari Orange Bond adalah program PNM Mekaar. Hingga Agustus 2025, Mekaar telah menjangkau 13,3 juta perempuan di 36 provinsi. PNM tidak hanya menyalurkan pembiayaan, tetapi juga memberikan pendampingan usaha, pelatihan, serta Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) yang memperkuat kemandirian perempuan prasejahtera.