IDXChannel - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk baru saja merampungkan proses awal Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) berupa masa penawaran awal (bookbuilding).
Sembari menjalankan proses selanjutnya hingga puncak pencatatan perdana (listing) saham yang rencananya bakal dilakukan pada Februari 2023 mendatang, lembaga yang lebih dikenal dengan nama Bank Sumut ini berkomitmen untuk senantiasa menjaga kinerja perusahaan tetap dalam jalur positif.
Hingga Triwulan III-2022 lalu, bank yang bakal menggunakan kode saham BSMT itu sukses mencatatkan marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) sebesar 6,84 persen, atau naik 6,73 persen dibanding realisasi NIM pada periode sama tahun lalu.
Capaian tersebut jauh berada di atas rata-rata NIM bank daerah, bank milik pemerintah (Badan Usaha Milik Negara/BUMN) dan juga bank-bank swasta nasional.
Berdasarkan Laporan Profil Industri Perbankan yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara industri, rata-rata Bank Pembangunan Daerah (BPD) mencatatkan NIM sebesar 5,8 persen, untuk perbandingan periode yang sama. Sedangkan untuk rata-rata NIM bank BUMN dan bank umum swasta nasional masing-masing sebesar 5,52 persen dan 4,29 persen.
Pada saat yang sama, Bank Sumut juga terus mendorong efisiensi dalam operasional, di mana tingkat biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sembilan bulan pertama tahun lalu sebesar 75,19 persen.
Realisasi tersebut lebih baik dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya, yang masih sebesar 77,23 persen.
Dalam Statistik Perbankan Indonesia, OJK mencatat per Agustus 2022, tingkat BOPO bank umum swasta nasional sebesar 76,69 persen, lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya 77,34 persen.
Sementara tingkat BOPO Bank Pembangunan Daerah (BPD) konvensional tercatat sebesar 75,42 persen, malah sedikit memburuk dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 75,38 persen.
Bank Sumut sendiri mencatatkan pendapatan bunga dan bagi hasil syariah sebesar Rp2,39 triliun per 30 September 2022, naik Rp6,68 miliar atau 0,28 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sebagai informasi, pada tahun 2021, perseroan membukukan pendapatan bunga dan bagi hasil syariah total sebesar Rp3,20 triliun.
Sementara itu beban bunga dan bagi hasil dana Syirkah temporer per 30 September 2022 sebesar Rp566,23 miliar, turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp743,61 miliar.
Untuk itu, Bank Sumut berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan bunga dan pendapatan syariah bersih menjadi Rp1,84 triliun per 30 September 2022, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,65 triliun.
Berdasarkan kinerja penghimpunan dana, Bank Sumut mengantongi dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp33,38 triliun hingga September 2022, naik 1,11 persen (yoy) dari sebelumnya Rp33,01 triliun.
"Bank Sumut akan terus berekspansi untuk meningkatkan kinerjanya. Salah satunya dengan melakukan IPO, yang dananya akan digunakan untuk modal kerja, salah satunya dengan ekspansi penyaluran kredit serta meningkatkan infrastruktur teknologi kita," ujar Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto, Rabu (18/1/2023).
Selain itu, yang lebih penting lagi, Hadi menyebut bahwa dengan IPO maka proses bisnis perusahaan bakal beranjak semakin membaik.
Hingga September 2022, Bank Sumut berhasil membukukan laba bersih Rp520,57 miliar, tumbuh 17,44 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp443,29 miliar. Secara tahunan, laba bersih Bank Sumut juga cukup solid, kecuali pada 2020 akibat pandemi Covid-19.
Pada 2019, laba bersih Bank Sumut tercatat sebesar Rp544,75 miliar, lalu turun menjadi Rp514 miliar pada 2020 dan kembali naik menjadi Rp613,60 miliar pada 2021.
Dari sisi profitabilitas, return on equity (ROE) atau tingkat pengembalian ekuitas Bank Sumut pada triwulan III-2022 sebesar 17,38 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 16,10 persen.
Sementara, return on asset (ROA) atau tingkat pengembalian aset sebesar 2,17 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 2,06 persen. (TSA)