- Rentan Terjebak Pinjaman
Perilaku ini jika terus-terusan dilanjutkan lambat laun akan membuat kita terjebak pada gunungan pinjaman yang dilakukan. Ditambah, pengajuan pinjaman saat ini sudah sangat mudah, dapat dilakukan melalui handphone dan tidak membutuhkan waktu yang lama.
- Susah Merencanakan Keuangan
Biasanya individu yang memiliki perilaku belanja impulsif akan kesulitan saat diminta untuk merencanakan keuangan. Biasanya perencanaan keuangan yang dirancang tujuannya tidak untuk masa depan, tapi lebih kepada self reward, yang menyebabkan kesulitan untuk mengalokasikan uangnya secara proporsional untuk tabungan dan investasi.
Masalah finansial akibat belanja impulsif dapat dihindari, salah satunya dengan cara mendefinisikan mana yang keinginan (wants) dan kebutuhan (needs). Juga dengan penyusunan skala prioritas sebelum melakukan pembelian barang.
Untuk menghindari perilaku tersebut, dapat disiasati dengan perencanaan keuangan menggunakan komposisi 40% - 30% - 20% dan 10%. Porsi 40% dapat dialokasikan untuk jenis kebutuhan rutin, akomodasi dan kebutuhan lainnya, 30% untuk cicilan atau kredit dengan porsi kredit produktif lebih dari 15%, sedangkan porsi 20% adalah untuk proteksi dan investasi dan 10% untuk dana sosial atau bantuan lainnya.
Adapun, 20% dana yang dialokasikan untuk proteksi dan investasi dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen investasi yang ditawarkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) sebagai salah satu lembaga keuangan hadir menyediakan instrumen investasi melalui BRI Prioritas.