IDXChannel - Sejumlah bank besar di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melaporkan kinerja keuangannya hingga Agustus 2024. Setidaknya ada empat bank besar yang melaporkan kinerja yakni BBCA, BBRI, BBNI, dan BBTN.
Berdasarkan laporan bulanan yang dikutip Kamis (26/9/2024), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat laba bersih sebesar Rp35,99 triliun hingga Agustus 2024. Capaian laba tersebut melonjak 13,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan laba bersih tersebut didorong oleh peningkatan Net Interest Income (NII) 10,1 persen dan Non–Interest Income 8,1 persen, sementara beban operasional turun 11,5 persen. Net Interest Margin (NIM) BBCA juga terjaga di level 5,9 persen.
Kenaikan laba bersih bank swasta terbesar di Indonesia itu juga sejalan dengan penyaluran kredit yang tumbuh hingga 15,66 persen, tertinggi di antara bank-bank besar lainnya. Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 4,1 persen sehingga posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) BBCA berada di level 76,5 persen, sangat kuat untuk menggenjot kredit lebih lanjut.
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencetak laba bersih Rp36,21 triliun, naik 3,96 persen dalam delapan bulan di 2024. Khusus Agustus, BBRI mencetak laba Rp4,8 triliun naik 12 persen.
Kenaikan laba bersih tersebut disebabkan oleh pertumbuhan Pre-Provision Operating Profit (PPOP) yang mencapai Rp8,9 triliun sementara NIM terjaga di level 6,4 persen (Rp9,4 triliun) dan non-NIM naik 65 persen secara tahunan menjadi Rp5,4 triliun.
Penyaluran kredit BBRI menjadi yang terbesar secara nominal di antara bank-bank lainnya hingga Rp1.204 triliun. Kredit tersebut tumbuh 7,12 persen, lebih rendah dari proyeksi manajemen antara 10-12 persen. Sementara DPK tumbuh 6,6 persen meski posisi LDR semakin ketat menjadi 89,2 persen.
Adapun PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) meraih laba bersih Rp14,22 triliun, tumbuh 4,31 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
NIM BBNI masih cukup stabil di level 4,2 persen dengan NII mencapai Rp3,4 triliun, tumbuh 2,6 persen. Sementara itu, beban operasional naik 16,7 persen dampak dari peningkatan beban tenaga kerja.
Penyaluran kredit BBNI tumbuh 8,97 persen, melandai sekaligus lebih rendah dari target 10-12 persen. Sementara DPK tercatat naik tipis 3,6 persen sehingga LDR naik ke 95,3 persen, yang mengindikasikan posisi likuiditas perseroan yang ketat.
Sementara PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatatkan penurunan laba bersih hampir 10 persen dalam delapan bulan pertama tahun ini menjadi Rp1,8 triliun. Pada periode yang sama tahun 2023, BBTN mengoleksi laba bersih Rp2 triliun.
Penurunan ini disebabkan oleh turunnya NII sebesar 12 persen menjadi Rp7,87 triliun. Upaya BBTN menekan biaya provisi tak cukup untuk mendongkrak bottom line perseroan.
Penyaluran kredit BBTN tumbuh hingga 12,09 persen menjadi Rp312,9 triliun. DPK BBTN juga tumbuh cukup tinggi 16,49 persen meski dibiayai dana mahal atau deposito yang membuat beban bunga naik 27 persen menjadi Rp11,8 triliun.
(Rahmat Fiansyah)