Kredit korporasi menjadi kontributor utama dengan kenaikan 10,4 persen YoY menjadi Rp435,8 triliun. Diikuti oleh kredit konsumer yang tumbuh 10,7 persen YoY menjadi Rp147,0 triliun, terutama dari personal loan dan KPR.
BNI juga kembali menumbuhkan segmen UMKM dengan tetap mengedepankan manajemen risiko dengan kehati-hatian.
"Implementasi sistem credit scoring pada segmen UMKM yang telah kami terapkan telah menunjukkan hasil positif dalam perbaikan kualitas aset," kata Paolo.
Penyaluran kredit UMKM (selain KUR) tumbuh sehat 9,2 persen YoY menjadi Rp44,4 triliun.
Pengelolaan risiko yang disiplin juga tercermin dari kualitas aset yang terus membaik. Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) turun menjadi 1,9 persen dan Loan at Risk (LAR) membaik menjadi 11,0 persen, sehingga Cost of Credit (CoC) dapat ditekan di level 1 persen.