Pada pertengahan 1944, Idham Chalid kembali ke Amuntai. Di sana ia mengabdi di bidang pendidikan dan pengajaran dan ditunjuk para ulama di Amuntai untuk memimpin Al-Madrasatur Rasyidiyah.
Idham Chalid juga terlibat aktif dalam gerakan kemerdekaan melawan penjajah. Dirinya tercatat sebagai Sekretaris Panitia Kemerdekaan Indonesia Daerah (Hulu Sungai Utara) di Amuntai dan menjadi Ketua Partai Masyumi Amuntai. Dari partai itulah, Idham Chalid naik ke pentas politik nasional hingga menjabat beberapa jabatan bergengsi di Indonesia serta di Nahdlatul Ulama (NU).
Beberapa jabatan yang penah diemban Idham Chalid antara lain Dewan Daerah Banjar, Anggota Parlemen RIS, Wakil Perdana Menteri II dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo II, Kabinet Djuanda, Menteri Ex Officio dalam Kabinet Karya, Menko Kesra dalam Kabinet Dwikora, Menteri Kesra dalam Kabinet Ampera, Wakil Ketua II MPRS, Menteri Sosial Ad Interen, Menteri Negara Koordinator Kesra dalam Kabinet Pembangunan I, Ketua DPR/MPR RI, Ketua DPA RI, Anggota Dewan Pertimbangan MUI, Ketua Umum PBNU sejak 1956 hingga 1984.
Idham Chalid meninggal dunia pada 11 Juli 2010 di Jakarta dalam usia 88 tahun. Ia dimakamkan di Cisarua, Bogor.
Gambyong merupakan tari tradisional asal Surakarta dan biasanya dibawakan untuk pertunjukan atau menyambut tamu. Gambyong memiliki berbagai macam koreografi, yang paling dikenal yaitu Tari Gambyong Pareanom dan Tari Gambyong Pangkur. Namun, tarian ini memiliki gerakan dasar yang sama yaitu gerakan tayub. Pada dasarnya tarian ini ditarikan oleh penari tunggal, tapi kini lebih sering dibawakan oleh beberapa penari dengan menambahkan unsur blocking panggung.
Pada uang pecahan Rp5.000, Tari Gambyong ini digambarkan oleh seorang wanita dengan warna ungu yang dominan di antara warna cokelat uang. Penari diberi warna hitam putih membuat kesan seimbang dengan warna ungu. (RRD)