Hal ini terkait pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang sebelumnya pernah menyinggung bahwa generasi milenial akan sulit membeli rumah, dikarenakan lonjakan inflasi. Hal itu dapat menjadi peluang bagi bank syariah dalam peningkatan pangsa pasar KPR.
Dia pun menyebut saat ini di Indonesia ada dua bank syariah yang mumpuni untuk memperdalam penetrasi KPR syariah. Keduanya adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang terafiliasi kepada pemerintah, dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Menurutnya, BSI saat ini berstatus sebagai bank syariah terbesar di Indonesia.
Oleh karena itu dari segi aset dan permodalan, BSI sangat pantas untuk berkompetisi dengan bank konvensional di dalam arena pembiayaan rumah. Kendati lahir pada awal 2021 atas merger 3 bank Syariah milik 3 bank BUMN, BSI kini menempati peringkat kelima di bisnis pembiayaan perumahan dengan total nilai Rp41 triliun.
Calon bank syariah pertama berstatus BUMN ini berada di bawah BTN (Rp225 triliun), BCA (Rp98 triliun), BNI (Rp51 triliun), dan Mandiri (Rp47 triliun). Bahkan pada kuartal I/2022, BSI mencatat pertumbuhan pembiayaan rumah sebesar 8,44 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri yang hanya sekitar 1 persen yoy.