IDXChannel - Perbankan syariah memiliki kesempatan untuk menggenjot pembiayaan kepemilikan rumah pada semester II/2022 hingga tahun depan. Faktor utamanya yaitu proyeksi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) setelah bertahan selama 17 bulan terakhir.
Sebagaimana diketahui, BI menjatuhkan suku bunga acuan ke level paling rendah sepanjang sejarah pada Februari 2021 yakni menjadi 3,5 persen. Penurunan ini dilakukan secara bertahap setelah BI-7DRR menyentuh 6 persen pada Juni 2019.
Kendati demikian, perekonomian global dihantui inflasi tinggi sehingga Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) mendorong kenaikan suku bunga acuan lebih agresif. Hal itu dinilai cepat atau lambat akan mempengaruhi suku bunga acuan di Indonesia untuk kembali merangkak lebih tinggi.
Terkait itu Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menjelaskan dalam skenario tren kenaikan suku bunga acuan, bank syariah memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan dengan bank konvensional dalam memasarkan pembiayaan kepemilikan rumah atau KPR syariah.
“Saat BI rate naik, bank konvensional akan dalam posisi mau tidak mau menaikan suku bunga KPR mengikuti pasar [floating]. Bank syariah sudah dalam posisi menjual pembiayaan dengan cicilan tetap, sehingga tidak ada kenaikan cicilan,” kata Amin Nurdin, Selasa (12/7/2022).
Dari sudut pandang konsumen, lanjut Amin, cicilan tetap akan lebih menarik dibandingkan dengan produk yang menawarkan suku bunga tak tetap mengikuti suku bunga acuan yang berangsur naik. Terlebih kondisi perekonomian ke depan dibayangi ketidakpastian tinggi seiring dengan konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
“Ada dua kesempatan di sini bagi bank syariah, ambil nasabah baru, atau ambil nasabah existing KPR bank konvensional,” tambah Amin.
Akan tetapi, untuk mengambil kesempatan tersebut, dibutuhkan keberanian dan perhitungan yang matang. Bank syariah bisa bermain lebih agresif dengan menyasar generasi milenial. Salah satu syaratnya yaitu berani menawarkan tenor panjang seperti KPR milenial yang diberikan bank konvensional.