sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Marak Modus Soceng , Masyarakat Diimbau Tak Asal Klik Link dan Instal Aplikasi

Banking editor Viola Triamanda/MPI
29/09/2022 16:24 WIB
Ketua Indonesia Cyber Security Forum Ardi Sutedja mengatakan masyarakat wajib waspada dengan makin beragamnya modus penipuan social engineering (soceng).
Marak Modus Soceng , Masyarakat Diimbau Tak Asal Klik Link dan Instal Aplikasi (Dok.MNC)
Marak Modus Soceng , Masyarakat Diimbau Tak Asal Klik Link dan Instal Aplikasi (Dok.MNC)

IDXChannel - Ketua Indonesia Cyber Security Forum Ardi Sutedja mengatakan makin beragamnya modus penipuan social engineering (soceng) harus ditanggapi masyarakat dengan meningkatkan kewaspadaan saat mengakses informasi mau pun saat bertransaksi.

Masyarakat diharuskan lebih waspada agar tidak membagikan data pribadi dan data perbankan kepada pelaku yang mengaku mengatasnamakan bank. Masyarakat pun diimbau untuk senantiasa waspada terhadap informasi menyesatkan yang datang dari sumber tidak resmi perbankan.

Pakar Keamanan siber menekankan kepada masyarakat untuk menghindari klik tautan yang mencurigakan atau mirip-mirip dengan akun resmi perbankan yang ditujukan untuk “mencuri” akses layanan perbankan seseorang.

"Soceng biasanya mempengaruhi pikiran korban dengan ‘angin surga’ melalui penawaran hadiah, atau menakut-nakuti seperti jika tidak melakukan yang diperintahkan akun nasabah bisa terblokir atau dikenai denda," jelasnya melalui pernyataan resmi yang dikutip oleh MPI, Kamis (29/9/22).

Dia melanjutkan bahwa fenomena ‘angin surga’ kuat sekali dengan janji muluk-muluk. Kelengahan dimanfaatkan untuk menekan secara psikologis, ini yang membuat penipu melakukan arahan dan diikuti korbannya. 


Dia melanjutkan bahwa ajaran orang tua dulu untuk tidak berbicara sama orang asing yang tidak dikenal hingga saat ini masih berlaku, tapi terkadang kita lupa dan lengah. 

"Ini menyebabkan terjadi banyak penipuan lewat rekayasa sosial ini. Dan semakin banyaknya informasi yang lalu lalang sehingga masyarakat tidak fokus,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya jika ada yang mengatasnamakan perbankan melalui pesan singkat meminta masyarakat membuka channel atau sebuah link, nasabah jangan serta merta percaya. Masyarakat harus memastikan bahwa pemberi link adalah nomor resmi bank terkait.

“Tips saya kalau ada nomor yang tidak jelas diblokir saja sederhananya. Nomor penipuan itu kebanyakan menggunakan nomor pra bayar. Itu diblokir saja. Karena kalau lembaga resmi punya call center tidak dengan nomor pra bayar. Dan jangan sekali-kali membuka link yang di-share dari nomor-nomor yang mencurigakan tadi,” kata Ardi menegaskan.

Selaras, Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto meminta nasabah BRI untuk selalu waspada dengan tidak memberikan data pribadi dan informasi lainnya melalui link dari sumber tidak resmi karena ada beberapa oknum penipu yang mengatasnamakan BRI. Upaya itu diharapkan dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan data perbankan nasabah.

BRI pun menurutnya tidak membuka channel di aplikasi chat group. Nasabah, kata dia, dihimbau agar senantiasa menggunakan channel resmi BRI. Oleh karena itu, menurut Aestika nasabah jangan pernah mengakses link yang mengatasnamakan BRI. Nasabah juga dihimbau tidak memberikan data pribadi dan data perbankan secara lisan apabila pelaku penipuan dengan soceng berusaha menghubungi melalui saluran telepon.

"Kami tidak membuka channel di aplikasi chat group. Kami pun mengimbau seluruh nasabah untuk selalu waspada terhadap berbagai modus tindak kejahatan social engineering. Nasabah juga diimbau untuk menjaga kerahasiaan data pribadi dan data transaksi perbankan kepada pihak mana pun, termasuk yang mengatasnamakan BRI," kata Aestika menekankan.

Di samping itu, Aestika juga mengungkapkan bahwa dengan semakin beragamnya modus penipuan secara digital, BRI mengimbau agar nasabah tidak sembarang menginstall aplikasi dengan sumber yang tidak resmi dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Pihaknya menjelaskan bahwa data atau informasi dapat dicuri oleh para fraudster apabila masyarakat menginstal aplikasi dengan sumber tidak resmi yang dikirimkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Menurutnya, jika nasabah mendapat notifikasi melalui SMS, surat elektronik atas transaksi yang tidak dilakukan, agar segera menghubungi Contact BRI yang resmi di 14017/1500017. Adapun data perbankan yang perlu dijaga oleh nasabah antara lain nomor rekening, nomor kartu, PIN, username dan password digital banking, OTP, dan lain-lain. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement