Dia juga menjelaskan bahwa dengan standard akuntansi baru yaitu PSAK 117 akan membuat laporan keuangan industri asuransi menjadi lebih transparan dan sesuai dengan standard global mengingat standard akuntansi ini di dunia telah diimplementasikan sejak 2023 dan di Indonesia baru 2025.
PSAK 117 tersebut lebih menekankan pada konsep Contractual Service Margin (CSM) yang bertujuan untuk memastikan keuntungan dari kontrak asuransi tidak langsung diakui saat kontrak ditandatangani melainkan diakui secara sistematis selama periode layanan.
“Rilis CSM secara bertahap dengan stabil atau meningkat akan lebih mencerminkan kinerja operasional yang solid dengan proses underwriting yang prudent untuk perusahaan-perusahaan asuransi. CSM menjadi metrik penting untuk melihat profitabilitas asuransi," tutur dia.
Leo optimistis dengan tren suku bunga yang turun serta renewal atau pembaruan kontrak asuransi, TUGU dapat mengantongi laba bersih setidaknya Rp700 miliar untuk tahun buku 2025.
“Capai laba bersih Rp700 miliar masih feasible untuk tahun ini. TUGU sebagai saham dividend play masih bisa bagi dividend dengan estimasi laba tersebut dan jika payout sama 40 persen artinya secara nominal dan yield pun masih atraktif di 6-8 persen,” ujarnya.