IDXChannel - PT Bank Sahabat Sampoerna mencetak laba bersih Rp40,1 miliar pada semester I-2024. Angka ini naik 48 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp27,1 miliar.
CEO Bank Sahabat Sampoerna, Ali Yong, mengatakan capaian kinerja tersebut berkat beban operasional yang terkelola dengan baik dan komitmen perusahaan untuk memperluas penyaluran kredit ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Kami siap melanjutkan dukungan terhadap pelaku UMKM dan berkontribusi pada ekonomi nasional," kata Ali dalam keterangan resminya, Jumat (9/8/2024).
Adapun total penyaluran kredit pada semester I-2024 mencapai Rp12,3 triliun atau meningkat 13,5 persen dibandingkan total kredit pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp10,9 triliun.
Berkat strategi kolaborasi bisnis dengan mitra strategis dan loyalitas nasabah, pertumbuhan kredit yang dibukukan Bank Sampoerna ini melampaui pertumbuhan kredit keseluruhan industri perbankan yang sebesar 11,5 persen.
Adapun total penyaluran kredit ke UMKM sebesar Rp8,1 triliun pada akhir Juni 2024, di mana sebesar Rp5,1 triliun atau 63 persen disalurkan secara langsung oleh Bank Sampoerna. Sementara 37 persen sisanya atau Rp3,0 triliun disalurkan melalui kerja sama dengan mitra strategis.
Bank Sampoerna bekerja sama dengan berbagai institusi keuangan, termasuk perusahaan multifinance, koperasi, serta perusahaan fintech dalam melayani pemberian pinjaman ke UMKM untuk berbagai keperluan.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna, Henky Suryaputra, mengatakan dibandingkan dengan kondisi satu tahun lalu, hingga akhir Juni 2024 pertumbuhan kredit industri perbankan memang lebih banyak didorong oleh pertumbuhan pinjaman non-UMKM yang meningkat 13,6 persen dibandingkan dengan pertumbuhan pinjaman UMKM yang meningkat 6,7 persen.
"Namun demikian, bukan berarti kebutuhan pendanaan UMKM akan terus lebih rendah. Seiring dengan pemulihan ekonomi, kebutuhan pendanaan UMKM juga akan terus meningkat. Lagi pula masih banyak UMKM yang belum memiliki akses pada pendanaan formal. Untuk itulah Bank Sampoerna terus berinovasi bersama berbagai mitra strategis," kata Henky.
Pertumbuhan kredit Bank Sampoerna didukung pula oleh peningkatan akumulasi Dana Pihak Ketiga (DPK) sehingga likuiditas terjaga sangat baik.
Dibandingkan dengan kondisi pada tahun sebelumnya, per Juni 2024, DPK di Bank Sampoerna meningkat 14,3 persen menjadi Rp14,3 triliun.
Pertumbuhan ini juga melampaui pertumbuhan DPK keseluruhan industri perbankan yang meningkat 8,3 persen pada periode yang sama.
Pertumbuhan DPK di Bank Sampoerna maupun pada industri secara keseluruhan tidak terlepas dari tingkat literasi dan inklusi keuangan yang cukup baik.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan indeks literasi keuangan sebesar 65 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 75 persen.