Ia menambahkan, tekanan sosial dalam era digital sering kali mendorong seseorang untuk berutang demi menjaga citra diri di tengah masyarakat.
"FOPO ini merupakan satu studi yang belum terlalu lama, itu fear of other people opinion. Kita jadi insecure (karena penilaian orang lain), jadi ambil utang untuk beli sesuatu, dan seterusnya. Itu bahaya," ujarnya.
Sedianya peningkatan literasi keuangan menjadi langkah OJK dalam agar menyadarkan masyarakat gar tidak hanya memahami manfaat produk keuangan digital seperti BNPL, tetapi juga mampu mengelola risikonya dengan bijak. (Wahyu Dwi Anggoro)