Kualitas kredit perbankan juga terjaga dengan baik. Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross tercatat sebesar 2,22 persen (naik tipis dari 2,18 persen di Januari), dan NPL net sebesar 0,81 persen (naik tipis dari 0,79 persen di Januari).
Loan at Risk (LAR) juga relatif stabil di level 9,77 persen (naik tipis dari 9,72 persen di Januari). Meskipun ada sedikit peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, rasio NPL gross dan LAR menunjukkan penurunan dibandingkan posisi Februari 2024. Bahkan, rasio LAR saat ini sudah berada di bawah level sebelum pandemi Covid-19.
Ketahanan perbankan secara keseluruhan tetap kuat, tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang tinggi, yaitu sebesar 26,98 persen (sedikit menurun dari 27,01 persen di Januari). CAR yang kuat ini menjadi bantalan mitigasi risiko di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Mengenai kredit buy now pay later (BNPL), Dian menyampaikan bahwa porsinya di perbankan masih relatif kecil, yaitu 0,25 persen dari total kredit. Namun, kredit BNPL mencatatkan pertumbuhan yang sangat tinggi secara tahunan.
Pada Februari 2025, debitur kredit BNPL yang tercatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) tumbuh sebesar 36,60 persen yoy menjadi Rp21,98 triliun dengan jumlah rekening mencapai 23,66 juta (sedikit menurun dari 24,44 juta di Januari).
(Dhera Arizona)