Namun demikian, kata dia, jika dibandingkan dengan pemain-pemain sejenis di segmen ultra mikro, BTPN Syariah masih jauh lebih baik. Hal itu tercermin di mana perseroan membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,004 triliun.
Lebih lanjut, penyisihan kerugian pinjaman atau financing loss provision naik menjadi 89% per kuartal III-2023.
"Tahun ini cadangan ini agak meningkat sejalan dengan kondisi yang masih menantang di segmen yang kita layani," tuturnya.
Dia menambahkan, BTPN Syariah mencatat return of asset (RoA) 7,8% serta rasio kecukupan modal (CAR) 49,7%. Capaian ini di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah per Juni 2023 yang masing-masing tercatat sebesar 2,08% dan 25,35%.
"Secara rasio, kami masih bagus. Apalagi saat ini kondisi lagi menantang," pungkasnya.
(YNA)