"Di sini bisa menjadi keunggulan lain dari PMS karena tidak banyak perusahaan rental kendaraan yang berani bermain di segmen ini," ujarnya.
Tugu Insurance mencatatkan laba bersih Rp 700,85 miliar pada 2024. Hal ini ditopang oleh penghimpunan premi bruto yang meningkat 10,73 persen yoy menjadi Rp8,54 triliun. Adapun pendapatan underwriting naik 13,8 persen yoy menjadi Rp2,97 triliun.
Bila dirinci kenaikan premi banyak disumbang oleh segmen properti dan kebakaran yang meningkat 38,2 persen yoy menjadi Rp3,81 triliun. Segmen onshore juga melesat 395 persen yoy dengan nilai Rp338,76 miliar.
Azis menilai segmen properti dan kebakaran akan tetap menjadi mesin pertumbuhan TUGU pada tahun ini. Hal ini ditopang oleh pertumbuhan properti properti bisnis, baik pabrik, smelter, hingga pembangkit listrik. Faktor lainnya, tidak banyak perusahaan asuransi dengan modal yang kuat dan bermain di sektor properti dan kebakaran.
"Tantangannya tinggal bagaimana pemasaran hingga manajemen risiko. Karena jangan sampai premi banyak, namun klaim juga lebih banyak," ujar dia.
(kunthi fahmar sandy)