Adapun tantangan dan peluang bagi perbankan syariah ke depan, lanjutnya, adalah untuk bertahan di tengah gejolak ekonomi global serta mampu bersaing dengan industri keuangan lainnya. Menurutnya, hal ini mampu dijawab salah satunya lewat penguatan digitalisasi layanan perbankan.
Peluang besar menggarap pangsa pasar di Indonesia yakni dukungan regulasi dari pemerintah, peningkatan jumlah customer based, serta pertumbuhan bisnis dari sektor UMKM dan Wealth Management.
Untuk menjawab tantangan tersebut, saat ini BSI terus membangun e-channel yang terintegrasi dengan baik seperti BSI Mobile, BSI QRIS, BSI EDC, BSI ATM, BSI CMS, dan BSI Agen. Demi memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi secara digital, BSI Mobile dilengkapi dengan layanan QRIS, fitur Islami seperti jadwal salat, ZISWAF, pembiayaan online, gadai dan cicil emas online, pembayaran e-commerce, dan top up e-wallet.
Pengembangan fitur di BSI Mobile berhasil menumbuhkan jumlah pengguna hingga kuartal III-2024 sebesar 28,34 persen (year on year/yoy), dengan total lebih dari 7,57 juta pengguna. Kemudian, hingga September 2024 transaksi ZISWAF di BSI Mobile telah mencapai Rp96 miliar, tumbuh 31 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Ke depan, kami akan terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai platform, termasuk e-wallet, e-commerce, crowdfunding, payment system aggregator, dan comparison platform. Melalui kemitraan strategis ini, kami berkomitmen untuk menciptakan ekosistem yang lebih terintegrasi dan inovatif, sehingga dapat memberikan kemudahan dan aksesibilitas yang lebih baik bagi masyarakat dalam memanfaatkan layanan keuangan syariah,” tutup Saut.
(Shifa Nurhaliza Putri)