sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Penyaluran Kredit Mandiri (BMRI) Capai Rp1.021 T, Segmen UMKM Tumbuh 20 Persen

Banking editor Kunthi Fahmar Sandy
28/10/2021 18:12 WIB
Per September 2021 (YTD), Bank Mandiri telah membukukan biaya CKPN secara konsolidasi sebesar Rp 16,4 Triliun
Penyaluran Kredit Mandiri (BMRI) Capai Rp1.021 T, Segmen UMKM Tumbuh 20 Persen (FOTO:Dok BMRI)
Penyaluran Kredit Mandiri (BMRI) Capai Rp1.021 T, Segmen UMKM Tumbuh 20 Persen (FOTO:Dok BMRI)

IDXChannel - Hingga Kuartal III 2021, laju kredit Bank Mandiri (BMRI) secara konsolidasi mampu tumbuh positif sebesar 16,93% year on year (YoY) menjadi Rp 1.021,6 Triliun. 

Pertumbuhan kredit itu juga diimbangi dengan CASA Ratio Bank Mandiri (bank only) yang meningkat sebesar 7,15% year on year (YoY) yakni di level 74,57%. 

Adapun Segmen Wholesale masih menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan kredit dengan peningkatan mencapai 7,93% secara YoY yakni menjadi sebesar Rp. 533 Triliun yang utamanya didorong oleh kinerja Commercial Banking dan Corporate Banking. 

"Sejalan dengan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan Pemerintah. Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong kebangkitan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk UMKM," kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Kamis (28/10/2021) 

Lebih lanjut, sampai dengan September 2021, kredit UMKM Bank Mandiri turut mencatat peningkatan signifikan sebesar 20,3% YoY menembus Rp 100,1 triliun. 

Pertumbuhan pada sisi kredit UMKM, juga didukung oleh upaya pemerintah dan regulator lewat optimalisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Hasilnya, realisasi penyaluran KUR Bank Mandiri dalam sembilan bulan pertama 2021 telah mencapai Rp 28,46 Triliun kepada lebih dari 291 Ribu Debitur. Selaras dengan arahan pemerintah, penyaluran KUR tersebut utamanya disalurkan ke sektor produktif seperti pertanian, perburuan & perikanan sebesar Rp 8,69 Triliun serta industri pengolahan dan pertambangan senilai Rp 2,3 Triliun. 

Pertumbuhan ini diimbangi dengan perbaikan dari sisi kualitas kredit. Per 30 September 2021, posisi non performing loan (NPL) gross Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil menurun 37 basis poin (bps) YoY ke level 2,96%. Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap terus melakukan peningkatan rasio pencadangan atau coverage ratio sebesar 2.486 bps secara tahunan menjadi 230,01%.

"Untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit, kami terus menjaga pembentukan pencadangan untuk memastikan relevansi kualitas kredit dengan kondisi eksisting. Per September 2021 (YTD), Bank Mandiri telah membukukan biaya CKPN secara konsolidasi sebesar Rp 16,4 Triliun dengan rasio NPL coverage berada di level yang memadai," imbuh Darmawan. 

Perseroan juga berhasil menjaga likuiditas yang tercermin pada peningkatan dana pihak ketiga (DPK) dari sebesar Rp 1.024 Triliun pada September 2020 menjadi Rp 1.214 triliun di akhir September 2021 secara konsolidasi atau tumbuh 18,5% YoY.

Darmawan menambahkan, pertumbuhan DPK ini utamanya disumbang dari sisi dana murah atau current account and saving account (CASA) yang turut berkontribusi menjaga Cost of Fund (YTD) Bank Mandiri (bank only) di angka 1,62%. 

Pertumbuhan CASA dan penyaluran kredit yang positif sampai dengan tahun berjalan 30 September 2021 menghasilkan peningkatan aset perseroan secara konsolidasi yang mencapai Rp 1.637,95 triliun, meningkat 16,44% secara YoY. 

(SANDY)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement