Selain itu, BI juga sedang membangun kerja sama strategis dengan Arab Saudi. Diskusi intens telah dilakukan dengan Saudi Arabia Monetary Authority dan Kementerian Haji dan Umrah, yang tengah mendorong penggunaan pembayaran digital bagi jamaah haji dan umrah.
Indonesia, kata dia, sebagai negara pengirim jamaah haji terbanyak, menjadi prioritas utama dalam proyek ini.
Filianingsih juga menekankan, meski progres berjalan positif, ada tantangan yang dihadapi dalam kerja sama lintas negara, terutama karena otoritas sistem pembayaran di beberapa negara tidak berada di bawah bank sentral. Hal ini memerlukan harmonisasi regulasi, infrastruktur, dan kesepakatan industri sebelum uji coba dilakukan.
“Nah tadi kalau ditanya apa kira-kira hambatannya, jadi teman-teman pada saat ini kalau kita melakukan cross border, QRIS itu yang kita lakukan antara otoritas dulu, tetapi tidak semua otoritas sistem pembayaran itu dalam Bank Sentral, jadi ini yang harus kita pelajari terlebih dahulu. Jadi menyamakan ketentuan, menyamakan infrastruktur, setelah itu baru dengan industri dan dilakukan uji coba,” ujar Filianingsih.
(Dhera Arizona)