IDXChannel - Regulator perbankan Amerika Serikat (AS) memperingatkan bank-bank untuk mengelola risiko-risiko yang ditimbulkan oleh semakin populernya layanan paylater.
Dilansir dari Reuters pada Kamis (7/12/2023), Kantor Pengawas Mata Uang AS (OCC) mengatakan bahwa layanan paylater dapat memunculkan dampak-dampak negatif bagi para konsumen ritel.
Layanan paylater memungkinkan para konsumen ritel untuk melunasi pembelian secara bertahap tanpa bunga. Namun, hal ini dapat membuat peminjam yang tidak hati-hati menjadi terlilit utang.
OCC adalah badan independen dalam struktur Departemen Keuangan AS. Lembaga tersebut bertugas mengawasi sektor ritel.
"Seiring dengan berkembangnya layanan paylater dan kita saat ini memasuki musim belanja, kami menegaskan bahwa lembaga-lembaga yang menawarkan produk-produk ini melakukannya dengan cara yang bertanggung jawab," Michael Hsu, pemimpin OCC, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Konsumen yang hanya memiliki sedikit uang semakin banyak beralih ke layanan paylater. Di AS, jumlah pinjaman dengan metode ini mencapai hampir USD1 miliar atau Rp15 triliun pada festival belanja tahunan Cyber Monday beberapa waktu lalu.
Lonjakan pinjaman paylayter di AS telah meningkatkan saham perusahaan yang menawarkan layanan ini, termasuk Affirm. (WHY)