Penyaluran fasilitas kredit BJB Mesra, jelas Emil, selama ini berjalan baik. Itu tergambar dari rasio gagal bayar (NPL) kredit ini yang hanya sekitar 1,3 persen saja.
"Jadi ibu-ibu ini kalau usaha benar-benar untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Kreditnya dibayar. Yang suka kabur itu yang besar-besar. Sejauh ini NPL-nya 1,3 persen," tukasnya.
Sementara itu, Direktur Utama BJB, Yuddy Renaldi, mengatakan program BJB Mesra ini sudah dimulai sejak tahun 2018 lalu. Sampai saat ini, total penyaluran kredit BJB Mesra telah mencapai Rp 52 miliar. Kredit itu disalurkan kepada sebanyak 12.475 debitur dan tersebar di 13 kota dan 21 kabupaten di 4 Provinsi.
"Program ini berhasil kita buat setelah mendapatkan insight dari pak Ridwan Kamil sebagai pemegang saham utama BJB. Hingga saat ini sudah ada 1958 kelompok di sekitar rumah ibadah yang 4 provinsi yang menerima manfaat kredit tersebut," tukasnya.
Kepala Biro Perekonomian Sumut, Naslindo Sirait, menyebut fasilitas kredit serupa sebenarnya sudah dimiliki Pemprov Sumatera Utara lewat Bank Sumut. Produk yang hampir serupa itu diberi nama Kredit Mikro Sumut Bermartabat meskipun skemanya tidak sama persis.
"Tapi tujuannya sama untuk mendorong ekonomi masyarakat dan melepaskan masyarakat dari jeratan rentenir," pungkasnya.
(FRI)