Hal tersebut membuat kinerja ekspor akan tertekan. Devisa dari ekspor pun semakin lama akan semakin terbatas.
"Cadangan devisa mulai menurun, sehingga mau nggak mau kalau Bank Indonesia tidak menaikkan suku bunga secara signifikan misalnya 50 basis poin, maka rupiahnya akan terus mengalami pelemahan yang cukup dalam sampai akhir tahun," tuturnya.
Apalagi kata Bhima kalau melihat kebutuhan impor barang-barang, selain itu valas juga digunakan untuk pembayaran kewajiban pokok dan bunga utang pemerintah dan swasta di akhir tahun ini akan membuat rupiah semakin tertekan.
"Jadi rupiah masih akan tertekan gejolak eksternal maupun domestik," pungkas Bhima. (NIA)