"Selain itu, data produk domestik bruto kuartal kedua menunjukkan ekonomi AS tumbuh jauh lebih cepat dari perkiraan, sementara data klaim pengangguran mingguan juga menunjukkan beberapa perbaikan,” tulis Ibrahim dalam risetnya.
Data kuat ini, ditambah dengan pernyataan hati-hati dari pejabat The Fed mengenai inflasi yang stagnan, meningkatkan kekhawatiran suku bunga AS akan dipertahankan tinggi lebih lama.
Dari sisi domestik, sentimen diperburuk oleh prediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025.
Perekonomian diperkirakan hanya tumbuh 0,95 persen quarter-to-quarter (q-t-q), penurunan tajam dari pertumbuhan 4,04 persen q-t-q di kuartal sebelumnya.
Berdasarkan analisis kondisi ini, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang Rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya, dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.730-Rp16.800 per dolar AS.
(Febrina Ratna Iskana)