Menurut dia, dengan menaikkan suku bunga kebijakan akan membantu mengurangi potensi jumlah arus modal keluar, menstabilkan pergerakan Rupiah, dan mengurangi tekanan inflasi
yang disebabkan oleh barang-barang impor.
Di sisi lain, dia mencatat arus modal masuk yang dikombinasikan dengan sentimen positif menyebabkan Rupiah mengalami apresiasi hingga Rp15.040 per
dolar AS pada 16 Januari dibandingkan Rp15.595 per dolar AS pada 16 Desember
2022.
"Secara year-to-date (ytd), Rupiah terapresiasi sebesar 2,68 persen menjadi Rp15.145 per dolar AS pada 17 Januari 2023, menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan sebagian besar negara ekonomi berkembang kecuali Baht Thailand yang mengalami apresiasi terhadap dolar AS sebesar 4,52 persen ytd," tutup Riefky. (RRD)