Secara sektoral, pertumbuhan kredit baru tertinggi terjadi pada sektor Listrik, Gas dan Air (SBT 80,6 persen), diikuti sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (SBT 80,2 persen), serta sektor Industri Pengolahan (SBT 79,3 persen).
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit pada 2024 mencapai 10,39 persen (yoy), atau berada dalam kisaran prakiraan Bank Indonesia 10–12 persen.
Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh terjaganya minat penyaluran kredit perbankan, berlanjutnya realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, tersedianya dukungan pendanaan dari pertumbuhan DPK, serta positifnya dampak KLM Bank Indonesia.
"Sedangkan dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja usaha korporasi yang terjaga, di tengah konsumsi rumah tangga yang terbatas," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu (15/1/2025).