sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Survei: Mastercard dan Visa Jadi Perusahaan Pembiayaan Paling Inovatif, Kalahkan Paypal

Banking editor Nia Deviyana
27/05/2024 14:16 WIB
IMD melakukan survei dan pemeringkatan terhadap 40 perusahaan finansial dunia. Mastercard ada di posisi puncak, diikuti oleh Visa di peringkat dua.
Survei: Mastercard dan Visa Jadi Perusahaan Pembiayaan Paling Inovatif, Kalahkan Paypal. Foto: MNC Media.
Survei: Mastercard dan Visa Jadi Perusahaan Pembiayaan Paling Inovatif, Kalahkan Paypal. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Mastercard dan Visa mempertahankan posisi sebagai perusahaan finansial paling inovatif berdasarkan survei Future Readiness Indicator (FRI/ Indikator Kesiapan Masa Depan) 2024 yang dirilis oleh The International Institute of Management and Development (IMD). 

Lewat FRI, IMD melakukan survei dan pemeringkatan terhadap 40 perusahaan finansial dunia. Mastercard ada di posisi puncak, diikuti oleh Visa di peringkat dua.

Lalu, Bank DBS di tempat ketiga, JP Morgan Chase & Company di menduduki posisi empat, dan peringkat kelima dihuni oleh Bank of America (71,3). 

"Strategi kemitraan dan akuisisi, serta fokus melakukan inovasi di internal berhasil membawa Mastercard, Visa, DBS, dan JPMorgan menempati posisi teratas," jelas Direktur IMD Center for Future Readiness, Howard Yu, Melalui keterangan tertulis, Senin (27/5/2024).

Selama delapan tahun terakhir, Lanjut Yu, baik Mastercard dan Visa konsisten berada di posisi puncak lantaran kelincahannya menyesuaikan penerapan model bisnis untuk berbagai lini layanan dan produk yang ditawarkan, seperti pembayaran digital dan penggunaan AI. 

Sementara Bank DBS dan JPMorgan Chase juga dinilai tetap lincah imbas investasi pada transformasi digital, infrastruktur cloud, dan pengembangan platform AI di internal perusahaan.

Menariknya, inovasi Mastercard dan Visa bahkan lebih unggul dari para pesaing dari industri fintech yang dikenal memiliki gebrakan inovasi seperti Coinbase, Block, dan PayPal

Ketiga perusahaan penantang ini memang berhasil memaksa para pemain keuangan tradisional untuk segera mengadopsi teknologi baru untuk mendorong efisiensi, meningkatkan layanan pelanggan, dan membuka model bisnis baru. 

Namun, kekuatan aliansi, infrastruktur, dan masifnya skala pengaruh akses layanan Mastercard dan Visa kepada pengguna, membuat posisi para penantang ini belum bisa mengungguli para perusahaan finansial raksasa itu.

"Pada kasus Paypal, Block, dan Coinbase, secara umum mereka tidak cukup kuat dan menonjol untuk membendung kekuatan Mastercard dan Visa yang memiliki infrastruktur masif dan kini membentuk aliansi dengan berbagai startup,” tutur Yu. 

Selain itu, Mastercard dan Visa membentuk aliansi, akuisisi, dan kemitraan dengan berbagai startup kecil untuk memberi perlawanan atas derasnya arus inovasi perusahaan fintech. 

Kemitraan ini lantas memanfaatkan kekuatan bisnis dan infrastruktur Mastercard dan Visa dengan memasifkan layanan khas fintech dan menjaga dominasi mereka di industri keuangan.

Beberapa fitur khas para pemain fintech yang diadopsi seperti skema buy now pay later (beli sekarang, bayar kemudian) hingga embeded financing. 

Embeded financing adalah istilah untuk menghubungkan layanan perbankan dan layanan finansial lain (seperti pinjaman, asuransi, investasi) ke dalam aplikasi non-finansial menggunakan API (application programming interfaces).

“Layanan itu dulunya merupakan tawaran eksklusif para pemain fintech. Tapi sekarang kami melihat bank-bank besar pun menawarkan layanan-layanan ini setelah mereka melakukan kerjasama strategis (dengan startup)," papar Yu. 

"Bank-bank besar seperti DBS, HSBC, Visa dan Mastercard, telah mendemokratisasi layanan tersebut sehingga lebih mudah diakses pengguna,"imbuhnya.

Untuk mengukur kesiapan organisasi di masa depan (future readiness) di sektor keuangan, IMD melakukan pemeringkatan berdasarkan kemampuan perusahaan untuk melakukan digitalisasi, menerapkan prinsip ESG (embed environmental, social, and governance), serta memberikan layanan pelanggan yang berjalan mulus dan lancar. 

Dalam survei ini, IMD juga mengukur hal berwujud seperti kondisi keuangan dan faktor tidak berwujud seperti kualitas kepemimpinan dan inovasi.

"Survei yang kami lakukan sejak 2015 ini menunjukkan perusahaan-perusahaan yang berhasil unggul karena mereka lebih siap beradaptasi, mengantisipasi perubahan, dan mengeksploitasinya untuk keuntungan perusahaan di tengah gencarnya gempuran perubahan industri finansial," jelasnya.

Kemampuan untuk berinovasi jangka panjang dan gesit beradaptasi dalam jangka pendek menjadi alasan mereka bisa berada di posisi puncak," pungkas Yu.

(NIA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement