sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Terbesar di Indonesia, Penyaluran Kredit Bank Mandiri (BMRI) Capai Rp1.138 T

Banking editor Wahyudi Aulia Siregar
15/09/2022 12:36 WIB
Bank Mandiri (BMRI) mencatat penyaluran kredit pada kuartal II 2022 mencapai Rp 1.138,31 triliun, menjadi penyaluran kredit terbesar di Indonesia.
Terbesar di Indonesia, Penyaluran Kredit Bank Mandiri (BMRI) Capai Rp1.138 T. (Foto: MNC Media)
Terbesar di Indonesia, Penyaluran Kredit Bank Mandiri (BMRI) Capai Rp1.138 T. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatat penyaluran kredit pada kuartal II 2022 mencapai Rp 1.138,31 triliun. Angka tersebut pun menjadi penyaluran kredit terbesar di Indonesia.  

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin, mengatakan emiten dengan kode BMRI itu mampu mencatat pertumbuhan kinerja yang positif pada paruh pertama tahun ini. Sejalan dengan ekspansi bisnis yang berkelanjutan, Bank Mandiri dapat mencatatkan pertumbuhan kredit di atas pertumbuhan industri yang sebesar 10,7% secara year on year (yoy) Juni 2022. 

"Realisasi pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi per kuartal II-2022 menembus Rp 1.138,31 triliun atau tumbuh 12,22%. Lewat pencapaian tersebut Bank Mandiri juga menjadi bank dengan penyaluran kredit terbesar di Indonesia," sebut Siddik dalam public expose pada Kamis (25/9/2022).

Siddik menuturkan, perbaikan kinerja Bank Mandiri selaras dengan kondisi perekonomian nasional yang masih bertumbuh. Hal ini juga mengindikasikan bahwa perekonomian Indonesia masih relatif stabil meski diterpa oleh ketidakpastian global. 

Fungsi intermediasi yang baik tersebut, lanjut Siddik, disokong oleh seluruh segmen kredit yang membaik. Salah satunya kredit korporasi yang menjadi penyumbang terbesar dengan pertumbuhan sebesar 10,6% yoy yakni dari Rp 369 triliun menjadi Rp 409 triliun pada akhir Juni 2022. 

Pertumbuhan kredit ini juga turut mendorong pertumbuhan total aset Bank Mandiri secara konsolidasi yang mencapai Rp 1.786 triliun atau tumbuh 13% yoy sampai dengan kuartal II 2022. 

"Melihat kinerja yang membaik, kami optimis pertumbuhan kredit Bank Mandiri mampu tumbuh di atas 11% sampai dengan akhir tahun dengan kualitas aset yang terjaga optimal," pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengungkapkan, perseroan berhasil mencatat perbaikan dari sisi profitabilitas. Hal ini terlihat dari net interest margin (NIM) secara konsolidasi yang mencapai 5,37% di kuartal II-2022, tumbuh 32 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, return on equity (ROE) Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat sebesar 23,03% pada periode yang sama, meningkat 791 bps secara tahunan. Berkat profitabilitas yang membaik, Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 20,2 triliun, tumbuh 61,7% secara YoY.

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri yang mencapai Rp 1.318,42 triliun per kuartal II 2022 tumbuh 12,76% YoY. Pencapaian tersebut juga menjadikan Bank Mandiri dengan total DPK terbesar di industri perbankan Indonesia. 

"Bank Mandiri mencatatkan kinerja keuangan progresif sampai kuartal II dan berhasil menjadi group keuangan terbesar yang memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi, antara lain terlihat dari pertumbuhan laba bersih konsolidasi sebesar 61.66% YoY, rasio kredit macet yang turun menjadi 2,47%, serta rasio imbal hasil terhadap ekuitas atau return on equity  (ROE) sebesar 23%, ujar Sigit.

Sigit menjelaskan, Bank Mandiri secara konsisten berhasil menjaga perbaikan lewat monitoring serta manajemen risiko yang ketat. Hasilnya, hingga pertengahan tahun 2022 posisi rasio non performing loan (NPL) Bank Mandiri (bank only) turun menjadi 2,47%. 

Tidak hanya itu, berkat optimalisasi kualitas aset serta efisiensi, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri pun berhasil ditekan menjadi 1,27% pada semester I-2022. 

"Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri telah menjalankan proses mitigasi dengan menerapkan prinsip kehati-hatian termasuk menjaga rasio pencadangan dalam posisi yang mencukupi," papar Siddik.

Adapun, sampai dengan akhir Juni 2022 posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di Bank Mandiri kian melandai menjadi Rp 58,2 triliun. Jumlah tersebut sudah jauh lebih rendah dari posisi Juni 2021 sebesar Rp 96,5 triliun. 

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement