sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

The Fed Makin Agresif, BI Diminta Kerek Suku Bunga Lagi 

Banking editor Dinar Fitra Maghiszha
18/12/2022 13:00 WIB
Kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve memicu risiko finansial terhadap negara berkembang, termasuk Indonesia.
The Fed Makin Agresif, BI Diminta Kerek Suku Bunga Lagi. (Foto: MNC Media)
The Fed Makin Agresif, BI Diminta Kerek Suku Bunga Lagi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel -  Kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve memicu risiko finansial terhadap negara berkembang, termasuk Indonesia. Imbas yang paling berpengaruh adalah aliran modal keluar asing (capital outflow) di tengah depresiasi rupiah.

Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan kebijakan The Fed masih tetap agresif pada tahun 2023. Bank Indonesia diminta melakukan penyesuaian kebijakan akhir tahun ini untuk mengimbangi sikap hawkish The Fed.

"Fed akan tetap agresif naikan 3-4 kali lagi suku bunga di 2023. Ini akan memicu naiknya risiko finansial di Indonesia, kecuali bank mau menaikkan suku bunga" kata Bhima saat dihubungi MNC Portal Indonesia, dikutip Minggu (18/12/2022).

Fenomena superdollar belakangan ini dinilai merupakan indikasi adanya lonjakan perminitaan terhadap mata uang Negeri Paman Sam sebagai sarana lindung nilai/hedging. Hal itu dipandang lebih menarik dibandingkan mempertahankan aset berdenominasi non-dolar.

Bhima menyebut pemerintah RI dapat segera melakukan stress test dampak suku bunga ke likuiditas perbankan dan indikator penyaluran kredit. Menurutnya, otoritas keuangan RI juga perlu menambah alokasi subsidi bunga terutama bagi UKM.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement