Sejak saat itu, secara bertahap produk dagangan Julay pun semakin bertambah, mulai dari kue putu ayu, nona manis, risol, brownies, gabin, pay dan berbagai macam lagi varian kue basah yang lain.
Selain memperbanyak varian kue yang dijual, Julay pun juga mulai memberanikan diri menyewa lapak untuk berjualan. Dan pada akhirnya, dipilih lah lokasi yang dirasa strategis, yaitu di depan MI Ikhwanul Muslimin, tempat anak-anaknya bersekolah.
"Tadinya ditawarin untuk buka di kantin. Cuma saya pikir, berarti yang beli cuma bocah-bocah dan guru di situ dong. Makanya saya nggak mau, dan pilih di depan (sekolah) saja, biar pembeli dari luar juga bisa beli," tukas Julay.
COVID-19
Sayang, saat grafik penjualan kue basahnya mulai menanjak, Julay dan suami harus menerima kenyataan terkait adanya pandemi COVID-19 sejak 2020 lalu. Dengan ketatnya peraturan berkegiatan saat itu, tentu Julay tidak bisa lagi berjualan secara langsung.
Namun, Julay tak patah arang. Strategi baru pun dijalankan, yaitu dengan menawarkan kue basah dagangannya secara pre-order (PO) dan kemudian dikirimkan secara langsung ke rumah-rumah pelanggan.