Besaran dividen yang diumumkan hari ini juga sejalan dengan usulan yang disampaikan manajemen sebelumnya. Artinya, tidak ada perubahan, termasuk permintaan khusus dari Pemerintah Provinsi Jatim selaku pengendali BJTM soal dividen.
Perseroan juga menetapkan sisa laba bersih sebesar Rp460 miliar dicatatkan sebagai saldo laba ditahan. Jumlah itu setara 35,88 persen dari laba bersih. Per 31 Desember 2024, saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya menapai Rp2,09 triliun.
Pada penutupan kemarin, saham BJTM berada di level Rp560 per saham. Dengan begitu, dividend yield-nya ada di kisaran 9,8 persen.
Batas akhir (cum date) atas hak dividen ditetapkan pada 5 Juni 2025 dan akan dibayarkan (payment date) pada 19 Juni 2025.
(Rahmat Fiansyah)