"CASA mendominasi DPK yang juga tumbuh 1,4% YoY dari Rp659,52 triliun pada kuartal III-2020 menjadi Rp668,55 triliun pada kuartal III-2021. Pertumbuhan CASA tersebut berdampak pada penghematan beban bunga sebesar 10 basis point dari kuartal sebelumnya," jelas Royke.
Sementara itu, Pendapatan Operasional sebelum Pencadangan (PPOP) mengalamio pertumbuhan sebesar 21,0% YoY. Kenaikan ini tercapai berkat struktur pendanaan (funding) berbiaya murah, dimana kontribusi recovery Net Interest Margin (NIM) sebesar 50 basis point YoY.
Sedangkan Pendapatan Bunga Bersih (NII) meningkat 17,6% YoY, dari Rp24,39 triliun dari kuartal III-2020 menjadi Rp28,70 triliun di Kuartal III-2021. Pertumbuhan ini disebut sebagai efek pendistribusian kredit BNI yang masih tumbuh 3,7% YoY, dari Rp550,07 triliun pada Kuartal III-2020, menjadi Rp570,64 triliun di kuartal III-2021.
Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan Pendapatan Non Bunga sebesar 14,2% YoY, dari Rp8,94 triliun pada kuartal III-2020, menjadi Rp10,21 triliun di Kuartal III-2021. Pertumbuhan ini bersumber dari peningkatan kinerja sumber FBI perseroan, seperti Pemeliharaan Kartu Debit dan Rekening yang tumbuh 5,8% YoY dari Rp1,81 triliun menjadi Rp1,92 triliun.
Pendapatan layanan ATM dan e-channel juga mengalami pertumbuhan sebanyak 12,4% YoY dari Rp1,01 triliun pada kuartal III-2020, menjadi Rp1,14 triliun di kuartal III-2021, Demikian juga FBI dari layanan Trade Finance yang meningkat 19,8% YoY dari Rp901 miliar pada Kuartal III-2020, menjadi Rp1,08 triliun di kuartal III-2021.