Namun, tidak semua wilayah Asia berkembang pesat. Jepang adalah pusat kekuatan elektronik global yang bertanggung jawab atas 13 persen ekspor industri pada 2000, tetapi pangsa pasarnya menyusut menjadi 4 persen pada 2021. Sementara Indonesia hingga saat ini masih belum masuk ke dalam daftar.
Bukan hanya Jepang, AS juga mengalami penyusutan pangsa pasar elektroniknya, dengan ekspor turun dari 16 persen dari total global pada 2000 menjadi hanya 4 persen pada 2021.
Lebih rinci, pergeseran peringat AS dipengaruhi oleh beberapa faktor. Alih-alih memproduksi elektronik di dalam negeri, AS telah mengalihdayakan teknologi ke negara-negara dengan biaya produksi dan tenaga kerja yang lebih rendah.
Namun, baru-baru ini, AS berfokus pada reshoring produksi semikonduktor secara khusus, mengingat perannya dalam keamanan nasional, seperti yang terlihat melalui CHIPS Act senilai USD52,7 miliar. (ADF)