Dalam keseharian masyarakat Afghanistan, perempuan biasanya tidak bisa menyembunyikan masalah yang dimilikinya. Jadi, bisa dengan mudah bercerita kepada orang-orang terdekatnya.
Hal serupa juga dilakukan oleh kaum pria. Mereka biasa menceritakan beban dan trauma yang dimilikinya kepada ibu, istri atau kerabat dekat lainnya yang bisa dipercaya.
Jika trauma tidak bisa diatasi dengan cara bercerita kepada keluarga dekat, warga Afghanistan umumnya memilih pergi ke praktisi kesehatan mental, konselor atau menjalankan terapi medis.
Fakta membuktikan, banyak pula masyarakat Afghanistan yang membunuh trauma dengan membaca kitab suci Alquran atau beribadah. Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa kedua cara tersebut banyak dilakukan masyarakat guna mengatasi trauma mental yang ada.
Saat Taliban kembali menduduki Kabul pada 15 Agustus 2021, trauma warga kembali memuncak. Akibatnya, banyak warga yang berupaya pergi dari negara tersebut melalui bandara Kabul.