Namun, satu subsektor mengalami kontraksi yaitu Industri Tekstil (KBLI 13), yang masih terdampak pelemahan konsumsi dalam negeri serta tekanan dari peningkatan impor benang dan kain.
Dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi yaitu Industri Pengolahan Tembakau (KBLI 12) serta Industri Kertas dan Barang dari Kertas (KBLI 17), yang ditopang oleh peningkatan permintaan domestik dan ekspor.
Jika ditinjau berdasarkan orientasi pasar, kinerja industri berorientasi ekspor dan domestik sama-sama menunjukkan perbaikan.
IKI berorientasi ekspor naik 0,36 poin ke level 54,35 pada Oktober 2025 dari 53,99 pada September 2025. Sementara itu, IKI berorientasi domestik juga meningkat 0,42 poin ke level 52,34.
"Tampaknya kami melihat ada semacam rebound dari peningkatan belanja pemerintah untuk produk industri dalam negeri," kata Febri.
(NIA DEVIYANA)