Kedua fasilitas itu dibangun oleh perusahaan milik pemerintah China, yakni Chinese Harbour Engineering Company dan Sinohydro Corporation. Nilai proyek kedua airport itu mencapai US$361 juta, dan 85% dibayari oleh Exim Bank of China.
Setelah Sri Lanka mulai kesulitan membayar utang pembangunan itu, pemerintah Sri Lanka tak punya pilihan lain selain memberikan hak sewa kepada perusahaan pelat merah China selama 99 tahun.
Negara-negara adidaya lain seperti Inggris, Jepang, dan Amerika, sempat menyampaikan kekhawatiran bahwa China akan menjadikan pelabuhan Hambantota sebagai markas angkatan laut.
2. Tajikistan
Hingga 2008, 77% dari total portofolio utang Tajikistan adalah utang dari China. Hingga akhirnya pada 2011, parlemen Tajikistan sepakat untuk menyerahkan lahan seluas 1.000 km2 kepada China sebagai ganti atas pengampunan utang berjalan senilai ratusan juta dollar.
Hingga 2018, Tajikistan tercatat memiliki utang luar negeri sebanyak USD2,9 miliar, dan USD1,2 miliar diantaranya adalah utang dari Exim Bank of China. Pada tahun yang sama, muncul berita bahwa TBEA (Tebian Electric Aparatus) mendapatkan konsesi ladang emas sebagai ‘ganti’ proyek pembangunan pembangkit listrik 400 MW di Dushanbe.