IDXChannel - Pengamat dan pakar media digital, Wishnutama, mengatakan dirinya sepakat dengan kegusaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menilai bagaimana belanja iklan media telah didominasi media digital, utamanya media asing.
Jokowi menyebut platform media asing mendapatkan belanja iklan hingga 60%. Hal tersebut tentu semakin menekan industri media konvensional, khususnya media cetak.
Wishnutama pun menilai kegusaran Jokowi itu mencerminkan adanya perhatian dari pemerintah terhadap dunia media digital.
"Saya sangat mengapresiasi terhadap concern yang disampaikan Presiden Jokowi saat acara puncak Hari Pers Nasional kemarin. Saya sangat setuju. Pemerintah perlu bergerak segera untuk mengubah kebijakan atas media digital," kata Wishnutama kepada MPI melalui telepon, Minggu (12/2/2023).
Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) tersebut menuturkan jika tidak segera dibuat aturan, hal tersebut berpotensi menyebabkan Digital Adex atau belanja iklan digital mencapai lebih dari 85% ke platform raksasa asing di 2023
"Apa yang disampaikan Presiden itu, saya sangat setuju sekali, untuk itu saya dan teman-teman lainnya berharap pemerintah juga segera membawa perubahan dari segi kebijakan. Jika tidak, potential loss-nya bukan hanya 60 persen tetapi bisa lebih hingga 85 persen di tahun 2023 ini," jelas Wishnutama.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, saat ini dunia pers tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja. Isu utama insan pers telah bergeser ke isu lain.
"Pada hari peringatan Hari Pers Nasional sekarang ini saya ingin mengatakan bahwa dunia pers tidak sedang baik-baik saja. Saya ulang dunia pers tidak sedang baik-baik saja," kata Jokowi di puncak peringatan Hari Pers Nasional 2023.
Dulu, kata Jokowi, isu utama dunia pers adalah kebebasan pers. Namun, sekarang isu utama telah bergeser.
"Apakah isu utamanya tetap sama? Menurut saya sudah bergeser karena kurang bebas apalagi kita sekarang ini, pers sekarang ini mencakup seluruh media informasi yang bisa tampil dalam bentuk digital. Semua orang bebas membuat berita dan sebebas-bebasnya," kata dia. (NIA)