Tangguh Yudha
IDXChannel - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat sebanyak 85.792 turis asing menggunakan layanan kereta api di sepanjang Juli 2025. President Public Relations KAIl, Anne Purba, mengatakan angka tersebut menjadi yang tertinggi dalam dua tahun terakhir.
“Kereta api tidak lagi sekadar moda transportasi, tetapi telah menjadi bagian dari cerita perjalanan wisata itu sendiri,” kata Anne seperti dikutip dalam pernyataan resminya pada Jumat (8/8/2025).
Menurut Anne, adanya peningkatan jumlah penumpang dari kalangan bule ini turut mendorong akumulasi pelanggan asing pada periode Januari hingga Juli 2025 menjadi 363.864 orang. Angka tersebut naik 10,23 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 330.088 orang.
Tren positif ini terlihat konsisten sepanjang tahun, dengan lonjakan tertinggi terjadi pada Juli, melampaui capaian bulan-bulan sebelumnya seperti Januari (44.502 pelanggan), Februari (39.791 pelanggan), Maret (33.922 pelanggan), April (48.324 pelanggan), Mei (54.069 pelanggan), dan Juni (57.464 pelanggan).
Anne menyebut meningkatnya minat turis asing menggunakan kereta api tidak lepas dari kombinasi antara kenyamanan perjalanan, serta pengalaman visual yang memukau saat melintasi berbagai lanskap khas. Menurutnya, banyak turis asing yang penasaran dengan pemandangan alam Indonesia.
“Banyak turis asing yang menikmati pemandangan sawah, gunung, laut di jalur utara Pulau Jawa, hingga kehidupan pedesaan dari balik jendela kereta api,” kata dia.
Anne menyatakan 10 stasiun tujuan favorit pilihan turis asing periode Januari-Juli 2025 yaitu Yogyakarta, Gambir, Bandung, Surabaya Gubeng, Malang, Pasar Senen, Semarang Tawang, Banyuwangi, Probolinggo dan Surabaya Pasar Turi.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan KAI terus memperkuat perannya dalam mendukung sektor pariwisata melalui layanan kereta api antarkota yang aman, nyaman, dan terintegrasi.
“Melalui beragam inovasi yang terus dikembangkan, KAI berharap dapat memperluas pengalaman perjalanan wisatawan mancanegara dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal di sepanjang jalur-jalur strategis di Pulau Jawa dan Sumatera,” kata dia.
(Febrina Ratna Iskana)
